PUPUK ORGANIK CAIR ANTI WERENG UNTUK TANAMAN PADI SEKALIGUS MENINGKATKAN HASIL PANEN |
![]() |
![]() |
![]() |
Written by admin | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Monday, 30 April 2012 09:44 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pupuk Organik Cair Anti Wereng Untuk Tanaman Padi Sekaligus Meningkatkan Hasil Panen BioSugih mengandung kathion-kathion aktif yang mengandung ion, dan setelah disemprotkan di padi terjadi ion exchange dan mengeluarkan getaran yang menyerupai getaran ular yang bisa dipantau dan terasa oleh berbagai insect, tikus, burung sehingga mengeluarkan efek repellent atau mengusir tikus, burung, dan hama lain. Setelah padi premordia ( bunting ) maka padi ini perlu di semprot 2 atau 3 hari sekali dengan BioSugih Tani karena di dalam BioSugih Tani terdapat trichoderma untuk melindungi padi dari hama sundep. Jangka 2 atau 3 hari di ambil untuk penyemprotan agar telur kupu-kupu putih tidak dapat menetas dan apabila sudah ada ulat yang biasanya masuk ke dalam batang padi akan mati secara alami oleh trichoderma. Lakukan penyemprotan 2 atau 3 hari sekali, ini sampai padi merunduk. Dalam budidaya beras organik tidak di perlukan aplikasi NPK kimiawi dan pestisida kimiawi. Dengan menggunakan pupuk organik seperti di uraikan di atas akan tumbuh di sekitar akar padi mikroorganisme antara lain Pseudomonas putida dan Pseudomonas fluorescens didampingi oleh Azotobacter, Azospirillium, Mychoriza, Ryzobium, Aspergillus, Lactobacillus, Saccarimizes. Dan tanaman padi ini akan di lindungi secara alami dari pembusukkan bakteri pada padi dan fungus yang disebut pathogen. Sistem budidaya padi organik ini membuat pertumbuhan padi secara symbiosa, maka hasilnya dapat dipantau meskipun padinya sudah menguning dan merunduk daun padi akan tampak masih hijau, sedangkan apabila menggunakan obat-obat kimia dalam bentuk NPK akan tampak daun padi sudah menguning sedangkan padi belum merunduk masih hijau. Padi yang di hasilkan dari sistem organik ini dengan menggunakan BioSugih Tani penampilannya lebih kuning mengkilap, dan rendemen berasnya adalah 85% sedangkan budidaya padi yang a symbiosa dengan menggunakan kimia seperti yang dilakukan oleh petani, padinya akan tampak kuning kusam dan rendemen berasnya 60 – 65%. Setelah padi dipanen tampak kualitasnya luar biasa dan juga berasnya memiliki aroma harum dan rasa manis, di Indonesia biasa disebut beras organik.
Catatan : Keong mas pada padi Pada umumya keong mas sangat mengganggu tanaman padi terutama pada awal tanam bibit padinya sering kali dimakan habis oleh keong mas, untuk menanggulanginya mudah sekali, sebelum tanam setelah tanah sawah di olah dikembeng air dan saluran airnya di tutup, sebarkan kekotakan kotakan ini BioSoil Repair yang sudah di larutkan dengan air, 1 liter BioSoil Repair dengan 10 liter air semprotkan ke dalam kotakan-kotakan sawah yang sudah di kembeng atau terendam air biarkan sampai 2 hari sampai air itu surut, dalam proses perbaikan sifat tanah lendir keong mas akan teriritasi dan hancur maka keong mas ini akan mati seketika tanpa andanya lendir, maka sawah anda akan bebas dari pada hama keong mas secara serempak dan hasil tanaman padinya akan sangat berhasil tanpa gangguan keong mas, selamat kepada para petani sawah dengan penemuan ini, maka pertanian padi di Indonesia akan maju . Padi yang menggunakan BioSugih akan terselamatkan dari akibat banjir karena tanaman jauh lebih kuat kondisinya dari pada kimia, karena dengan BioSugih tanaman akan jauh lebih kuat karena di tunjang oleh adanya kehidupan mikroorganisme yang membantu tanaman padi mempunyai daya tahan yang tinggi terutama terhadap banjir. Ilmu pengetahuan dan testimoni yang diperoleh oleh saudara Aneng Darmaji dari Karawang membenahi tanah rusak sekaligus membuat padi lebih sehat menggunakan BioSugih Penggunaan BioSugih untuk 100% organik dosisnya 1 Dus atau 15-20 liter / ha, 10 liter BioSugih di semprot kelahan sawah atau tanah dan sisanya 5-10 liter BioSugih disemprotkan di daun sampai panen tanpa obat kimia dengan keadaan tangki sprayer bersih dari obat kimia. Didalam BioSugih terdapat tricoderma yang membunuh telur ulat secara alami dan terdapat vibrasi yang dapat mengusir tikus, burung, dan wereng. BioSugih bisa mengganti obat kimia terbukti sudah bisa memproduksi beras organik di Karawang.
Petani boleh mengurangi pupuk kimia 50% akan diperoleh hasil kenaikan 25% per hektarnya atau 50% perhektarnya. Pengurangan ini adalah untuk adaptasi dengan para petani yang susah menghilangkan kebiasaannya memakai pupuk kimia yang merusak lingkungan. Aplikasi ini telah diuji di Karawang dengan hasil diatas rata-rata.
Dosis Pengurangan Kimia: 25% pengurangan pupuk kimia pada tahap awal selama 1 musim 50% pengurangan pupuk kimia pada musim ke 2 75% pengurangan pupuk kimia pada musim ke 3 100% pengurangan pupuk kimia pada musim ke 4 Petani akan melihat tanahnya sehat dan hasil produksi yang meningkat, penggunaan BioSugih wajib 15-20 liter perhektarnya untuk mengembalikan kesuburan tanah yang telah rusak. Budidaya Padi Dengan Pupuk Organik BioSugih Tani dan Bokashi Setelah lahan sawah siap, tebarkan dahulu obat siput (Methaldehyde) agar tanaman padi yang akan datang terbebas dari gangguan hama siput, setelah 3 hari lahan siap untuk ditanami. Setelah lahan disiapkan, bibit padi di tebar dalam bedengan, setelah direndam dahulu 24 jam dalam larutan 2cc BioSugih Tani dan 1 liter air (0,2 %) padi akan tumbuh dengan sehat di dalam bedengan. Setelah padi siap untuk di tanam, dimasukkan kedalam lubang 2-4 bibit dalam 1 lubang, dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Setelah ditanam 3 hari, tanaman padi mulai di semprot dengan larutan BioSugih Tani 2ml / liter air. Semprotlah 1 minggu sekali untuk memperkuat pertumbuhan, petani di anjurkan membuat pupuk dasar sendiri. Cara Membuat Bokashi : Ambil drum plastik yang 120 liter, isikan kedalamnya pupuk kandang sapi yang segar, masukkan kedalam drum sampai 20 cm dari bibir drum. Tambahkan :
Biarkan sampai 14 hari, proses ini akan berjalan dengan sendiri sebagai fermentasi (Setelah difermentasi tidak ada bibit rumput yang masih hidup dan tidak ada serangga pengganggu yang masih hidup). Setelah 14 hari 1 drum pupuk buatan sendiri ini dapat dipakai untuk lahan sawah seluas 1000 m2, jadi untuk kebutuhan 1 Ha di perlukan pupuk buatan sendiri sebanyak 10 drum sebagai pupuk dasar, dan diaplikasikan ke sawah 2 minggu setelah tanam. Pemeliharaan tanaman di lakukan secara biasa sebagai mana dilakukan petani. Setelah padi premordia (bunting) maka padi ini perlu di semprot 2 hari sekali dengan BioSugih Tani karena di dalam BioSugih Tani terdapat trichoderma untuk melindungi padi dari hama sundep. Jangka 2 hari diambil untuk penyemprotan agar telur kupu-kupu putih tidak dapat menetas dan apabila sudah ada ulat yang biasanya masuk kedalam batang padi akan mati secara alami oleh trichoderma. Lakukan penyemprotan 2 hari sekali, ini sampai padi merunduk. Dalam budidaya beras organik tidak diperlukan aplikasi NPK kimiawi. Dengan menggunakan pupuk organik seperti diuraikan diatas akan tumbuh di sekitar akar padi mikroorganisme antara lain Pseudomonas putida dan Pseudomonas fluorescens didampiingi oleh Azotobacter, Azospirillium, Mychoriza, Ryzobium, Aspergilus, Lactobacillus, Saccarimizes. Tanaman padi ini akan dilindungi secara alami dari pembusukkan bakteri pada padi dan fungus yang disebut pathogen. Sistem budidaya padi organik ini membuat pertumbuhan padi secara symbiosa maka, hasilnya dapat dipantau meskipun padinya sudah menguning dan merunduk daun padi akan tampak masih hijau, sedangkan apabila menggunakan obat-obat kimia dalam bentuk NPK akan tampak daun padi sudah menguning sedangkan padinya belum merunduk masih hijau. Padi yang dihasilkan dari sistem organik ini dengan menggunakan BioSugih Tani penampilannya lebih kuning mengkilap, dan rendemen berasnya adalah 85% sedangkan budidaya padi yang a symbiosa dengan menggunakan kimia seperti yang dilakukan oleh para petani, padinya akan tampak kuning kusam dan rendemen berasnya 60-65%. Kita perlu berupaya mencerdaskan para petani secepatnya mungkin dengan cara budidaya padi yang benar dan efisien agar petani betul-betul cerdas dan sudah siap dengan bahaya pasar bebas dengan masuknya AFTA atau WTO dan petani betul-betul untung dari hasil pertaniannya, serta menghindarkan para petani menjual lahan pertaniannya merugi karena pupuk kimia, dan jangan sampai petani ramai-ramai masuk kedalam armada TKI yang dalam jangka waktu lama akan merugikan bangsa Indonesia dalam harkat dan derajat bangsa Indonesia. Semoga Sukses, Ayub S. Parnata BUDIDAYA PADI DENGAN PUPUK ORGANIK BIOSUGIH TANI ALA Ir. ANDRI Untuk lahan 1 Ha dibutuhkan 12 -15 liter pupuk BioSugih Tani untuk hasil yang optimal. I. TAHAP 1 Pengolahan Lahan (Proses pelumpuran, pembajakan) Untuk mendapatkan media tumbuh yang baik maka lahan diolah dengan di cangkul/dibajak sedalam 25-30 cm. Saat pengolahan dianjurkan untuk membenamkan jerami sisa padi ke dalam lumpur dan jika tersedia dianjurkan pula sedapat mungkin menambahkan pupuk kandang (kotoran sapi, domba dll) ke dalam lahan. Selain itu jika tersedia gabah padi sisa hasil panen musim sebelumnya, masukkan juga ke dalam lahan dengan membakarnya terlebih dahulu menjadi abu sekam. Penambahan abu sekam kedalam lahan akan menambah unsur silika yang dibutuhkan tanaman. II. TAHAP 2 Tahap ini dilakukan setelah benih berusia 9 hari, atau 3 hari sebelum benih dari persemaian dipindahkan ke lahan. Larutkan 5 liter Pupuk BioSugih dengan 400-500 liter air bersih, siramkan merata pada permukaan lahan setelah pengolahan lahan (proses pelumpuran/pengolahan selesai). Biarkan permukaan sawah terendam air setinggi sekitar 2-3 cm, dan jangan lupa untuk menutup pintu air keluar dan masuk lahan selama 3 hari agar larutan pupuk meresap dan mengendap. Selama menunggu benih dipindahkan, usahakan lahan tanam tetap dalam kondisi basah. Setelah itu lahan siap di tanami. III. TAHAP 3 Setelah bibit padi ditanam, lakukan penyemprotan dengan larutan BioSugih 2ml/liter air seminggu sekali. Sekali semprot biasanya habis 7-8 tangki sprayer (ukuran 14 liter). 1 tangki spayer diberi Biosugih sebanyak 28 ml ( 3 tutup botol). IV. Tahap 4 Pemberian 5 liter BioSugih ke-2 (30 hari setelah tanam). Berikan larutan BioSugih ( 5 liter BioSugih dengan 500 liter air). Siramkan pada lahan secara merata. V. Tahap 5 Larutkan setiap 2 ml BioSugih dengan 1 liter air (atau 28 ml dengan 14 Liter air >>1 tangki sprayer). Semprotkan pada tanaman padi yang sudah dewasa (primordia) sekitar usia >40 hari. Lakukan penyemprotan minimal 3 hari sekali, agar bulir-bulir padi cepat terisi penuh, padat dan mentes. Demikian pula pada saat muncul wabah hama dan penyakit, lakukan penyemprotan 3 hari atau bahkan 2 hari sekali sekali agar hama dan penyakit tidak sampai merusak tanaman. Setelah wabah menghilang penyemprotan kembali normal seminggu sekali kecuali pada saat padi mulai bunting tetap lakukan 3 hari sekali. Tetap lakukan penyemprotan ini pada pagi/sore hari untuk menghindari matahari terik agar daun tidak terbakar. Aplikasikan hingga pupuk Bio Sugih habis terpakai atau sampai panen (2 – 5 liter BioSugih)
Cara mengaplikasikan BioSugih pada benih dan persemaian tanaman padi I. Rendam benih dalam larutan BioSugih selama 12 Jam sebelum dikecambahkan. Dosis larutan : 5 ml dicampur air 1 liter, 1 Ha lahan sawah biasanya membutuhkan 30 kg benih. Banyaknya larutan disesuaikan dengan banyaknya benih dan usahakan benih terendam semua (lihat gambar). Hal ini dimaksudkan agar benih bersih dari bibit penyakit dan menguatkan benih. Benih yang mengambang/mengapung dibuang.
II. Benih yang baik (tenggelam) hasil perendaman, kemudian dianginkan (ditiriskan) selama 24-48 jam sampai berkecambah. Air larutan Biosugih sisa rendaman disiram/semprotkan ke lahan persemaian setelah benih ditebar.
III. Pesemaian
IV. Setelah benih tumbuh, bibit muda dapat dipindahkan ke lahan setelah berdaun 2 (10-20 hari). Pilih bibit yang batangnya besar dan keras. Cabut bibit secara diagonal/miring lalu bersihkan bibit yang baru dicabut dari lumpur yang masih menempel dengan hati-hati agar tidak ada akar yang rusak. Tanamkan bibit pada lahan yang telah diolah dan diberi larutan BioSugih.
Cabut bibit secara diagonal/miring Bersihkan bibit dengan hati-hati
Selamat bertani, semoga sukses.
Andri budiwan/doc/SCS/2001 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Last Updated on Thursday, 13 June 2013 10:13 |